Manisrenggo ~
Manusia merencanakan,Tuhanlah yang menentukan,barangkali sepenggal
kalimat religius inilah yang dapat menggambarkan kegagalan petani hortikultura
saat ini.Para petani hortikultura telah merencanakan dengan matang untuk
budidaya jenis sayuran buah seperti melon beberapa bulan yang lalu.Dengan
harapan di “mangsa marengan” ,hingga kemarau tahun ini akan memetik hasilnya.Panen dirancang
juga akan jatuh pada bulan Ramadhan hingga lebaran 1434 H,dimana masyarakat
akan banyak membutuhkan produk melon untuk melengkapi menu makanannya.Impian
panen pada momen yang tepat ,membuncahkan harapan akan dapat meraup keuntungan yang besar.Namun
dengan fenomena alam berupa anomali iklim yang berupa “udan salah mangsa”, menjadikan petani tidak berdaya.Melihat fakta dilapangan
yang menyedihkan,jelas impian tidak akan pernah menjadi kenyataan ,petani hanya
bisa pasrah.
Sebagaimana
terlihat pada gambar,tanaman sayuran buah melon yang sudah mulai berbuah
daunnya lanas dan mulai mengering.Ribuan batang tanaman yang sejak awal
pertumbuhannya baik ,kini berubah menjadikan mengenaskan.Tidak ada harapan lagi, gagal panenlah yang menimpa petani.Petani
ini jelas rugi jutaan rupiah untuk biaya pengolahan lahan,pengadaan
benih,plastik,lanjaran dan pepeliharaan.Lokasi pertanaman ini berada di bulak
Padasan,desa Barukan.Hal serupa juga banyak terjadi di wilayah Manisrenggo,tidak
hanya menimpa jenis sayuran buah yang lain,tetapi juga pada sayuran daun
jumlahnya mencapai hektaran .
Dampak hujan
salah mangsa ,yang sudah berjalan lebih satu bulan ini menyebabkan berbagai
komoditas tanaman pertanian dan perkebunan mengalami kelebihan air (bacek).Seperti sayuran dan tanaman
tembakau banyak yang mati.Disamping itu pertumbuhan gulma dirasakan sangat
cepat sehingga tanaman utamanya kalah.Puluhan hektar lahan tembakau rajangan
yang berumur kurang dua pekan kondisinya memprihatinkan,demikian penuturan
Supriyadi salah seorang ketua kelompok tani.Memang pranata mangsa sudah sulit untuk
dipedomani bagi petani dalam berusahatani,seperti saat ini mangsa kesepuluh mestinya
kemarau tetapi malah kondisinya seperti musim penghujan.Hujan turun sering disertai
petir dan angin kencang.Angin kencang beberapa yang terjadi beberapa waktu yang
lalu juga menyebabkan puluhan hektar tanaman padi roboh,tambahnya.
Oleh : Kiswanto
0 comments:
Tuliskan komentar Anda...
Komentar Anda mungkin akan sangat berguna bagi kami atau pembaca lain :)